Wonosobo, menyebut kota ini tak bisa lepas dari daerah pegunungannya yang terkenal. Di sebelah timur, kabupaten Wonosobo berbatasan dengan kabupaten Temanggung. Ada dua gunung yang menjulang berada di sana, Gunung Sindoro (3.136 mdpl) dan Gunung Sumbing (3.371 mdpl). Sementara pada bagian utara adalah bagian Dataran Tinggi Dieng dengan Gunung Prau (2.565 mdpl) sebagai puncaknya. Perjalanan ke Wonosobo juga tak bisa dilepaskan dengan Dataran Tinggi Dieng-nya. Daerah berhawa sejuk yang menjadi ikon kabupaten Wonosobo ini menjadi kunjungan wajib bagi para pelancong. Sedikit catatan perjalanan ke Wonosobo yang penuh dengan warna-warni dan berselimut mistis.
BUKIT SIKUNIR.
Udara dingin yang menyergap di pagi buta tak menghalangi para pengunjung bukit Sikunir untuk terus menapaki anak tangga satu demi satu. Semua pengunjung bergegas ingin menikmati panorama matahari terbit dengan semburat warna keemasan di langit yang bisa kita lihat di ufuk timur. Tentu saja ini sayang untuk dilewatkan. Jika beruntung, momen golden sunrise dapat kita nikmati pada saat langit cerah. Bukit Sikunir disebut sebagai tempat untuk melihat matahari terbit terbaik se-Jawa Tengah. Nama bukit Sikunir sendiri berasal dari kata kunyit atau kunir, sejenis tanaman rempah berwarna kuning. Ketika cahaya matahari terbit menerpa bukit, ia akan memantulkan cahaya dan membuat tempat sekitarnya berwarna kuning, sehingga penduduk lokal menamainya bukit Sikunir.
Untuk dapat melihat matahari terbit di puncak bukit Sikunir, kita harus bangun lebih awal yaitu sekitar jam setengah empat pagi. Perjalanan kemudian dilanjutkan berkendara sekitar kurang lebih 15 menit menuju Desa Sembungan, dimana bukit Sikunir berada. Desa Sembungan berada pada ketinggian 2.306 mdpl dan merupakan desa tertinggi di pulau Jawa. Ramah tamah penduduknya berhasil mengusir rasa dingin yang menusuk tulang. Pada saat musim kemarau, desa yang namanya berasal dari tanaman sembung ini suhunya dapat mencapai dibawah 0°C.

Sebelum memulai pendakian, pastikan kalian memakai baju hangat yang tebal serta sarung tangan karena suhu rata-rata pada musim penghujan dapat mencapai 11-13°C. Selain itu, kalian juga harus memakai sepatu trekking yang nyaman, hindari memakai sandal biasa karena medan yang cukup licin. Jangan lupa bawalah senter karena masih ada beberapa spot yang minim penerangan lampu.
Berjalan perlahan mencapai puncak Bukit Sikunir, kita akan meniti anak tangga batu sejauh 800 meter. Waktu tempuh sekitar 20 menit-30 menit, bisa juga lebih cepat jika kalian sudah terbiasa mendaki gunung. Jangan khawatir karena jalur pendakiannya sudah aman dan tertata rapi lengkap dengan pagar pembatas jurang. Ada juga beberapa bagian disiapkan tali untuk membantu kalian mendaki. Tetap berhati-hati saat mendaki karena terdapat beberapa bagian jalur pendakian yang licin. O ya, pastikan juga kondisi tubuh dalam keadaan yang fit karena terpaan angin dingin yang cukup keras akan menerpa, terutama saat berada di puncak bukit Sikunir.

Waktu terbaik untuk dapat menikmati golden sunrise dari bukit Sikunir adalah antara bulan Agustus-September. Kalian dapat melihat matahari terbit sempurna dengan semburat warna keemasannya. Juga puncak 7 gunung yang mengitari kawasan Dataran Tinggi Dieng dapat jelas kita lihat dari atas puncak bukit Sikunir.
Jika kalian mengunjungi Dieng selain pada musim kemarau, biasanya puncak bukit Sikunir akan tertutup kabut tebal. Disarankan untuk menunggu beberapa saat, ada kalanya angin akan bertiup cukup kencang dan menyibak kabut itu. Saat itulah kita dapat menikmati silver sunrise. Kita akan mendapatkan bentang panorama yang indah, seperti di negeri di atas awan. Perpaduan langit yang biru dan gumpalan awan yang berarak, puncak gunung Sindoro dan gunung Sumbing akan terlihat di kejauhan menyembul di balik awan. Tetapi itupun dibutuhkan sedikit keberuntungan.
Baca juga teroka Dieng lainnya: Menapak Jejak Para Dewa
TELAGA CEBONG.
Dari atas puncak bukit Sikunir, kita dapat menikmati keindahan Telaga Cebong yang terletak di sebelah baratnya. Berada di kawasan desa Sembungan menjadikan Telaga Cebong sebagai telaga tertinggi di pulau Jawa. Asal muasal penamaan Telaga Cebong adalah karena dahulu terdapat banyak katak yang hidup dan berkembang biak di telaga tersebut. Cebong (bahasa Jawa) atau berudu sendiri adalah bakal katak yang telah lepas dari telurnya. Ada pula yang menyebutkan apabila dilihat dari puncak bukit Sikunir, telaga ini berbentuk seperti cebong (berudu) dari ketinggian. Telaga ini pada awalnya adalah bekas kawah purba dengan luasnya mencapai 18 ha. Dikarenakan proses sedimentasi dan penyempitan, saat ini luas danau menyempit hingga menjadi 12 ha. Telaga Cebong banyak dimanfaatkan oleh para petani untuk mengairi ladang kentang yang banyak terdapat di lereng-lereng perbukitan di sekeliling telaga.

Bagi kalian yang suka berkemah, Telaga Cebong bisa menjadi salah satu pilihan sebagai camping ground. Jangan khawatir karena di tempat ini sudah memenuhi 3A (aksesibilitas, amenities, atraksi). Banyak terdapat penyewaan tenda ataupun tempat penginapan yang memadai disini. Warung makanan di sekitar Telaga Cebong juga bertebaran. Tiolet ataupun kamar mandi tersedia dan bersih.
Atraksi yang ditampilkan di Telaga Cebong tak kalah menariknya dengan bukit Sikunir. Kalian dapat menyaksikan panorama yang memukau mata. Orkestra alam berupa sinar matahari yang mulai menyinari punggung bukit hingga memantulkan biasnya di permukaan telaga ditimpali dengan kilaunya langit biru menjadi perpaduan alam yang menakjubkan. Nikmati dengan secangkir kopi dan duduk di bawah tenda. Nikmat mana lagi yang bisa kalian dustakan!
Kalian juga bisa menyewa jasa kapal kayu dengan tarif Rp10.000 per orang atau dapat juga menyewa satu kapal karet atau kayak dengan biaya sewa Rp60.000 per 30 menit untuk mengelilingi telaga seluas 12 hektar ini. Udara segar yang sejuk bersemilir sambil melihat hijaunya daerah perbukitan Dieng akan kalian dapatkan dengan berkeliling Telaga Cebong.
Yuuk, kita meneroka Dataran Tinggi Dieng!
#dieng #puncaksikunir #telagacebong #diengplateau #wonosobo #wonosobohits
3 tahun yang lalu, dalam seminggu saya 2 kali ke tempat ini. Kunjungan pertama dapat cuaca cerah sehingga gurat2 gunung Prau begitu terlihat jelas, plus gulungan awan yang makin menambah eksotisme.
Tapi sayangnya kunjungan kedua langit benar-benar nyenyak diselimuti awan, jadi cuma kelabu yang terlihat.
Saya sih bersyukur saja, paling tidak sudah menyaksikan keindahan Dieng dengan mata kepala sendiri hehe.
LikeLiked by 2 people
Beruntung ya, mbak. Memang kalau sudah berhubungan dengan alam nggak mudah ditebak. Puncak Sikunir dengan segenap kemegahan dan mistisnya, baik cerah maupun berselimut kabut tetap mempesona.
LikeLiked by 1 person
Mesti disempatkan ke Dieng, mas. Sekarang sudah menggeliat dan cukup maju pariwisatanya.
Salam.
LikeLike