Company Outing: Plesiran Ke Negeri Jiran

“Great things in business are never done by one person. They’re done by a team of people.” – Steve Jobs

Get up – Go to work – Traffic jam – Works – Meeting schedule – Achieve target – Go back home. Repeat.

Dalam dunia kerja, rutinitas merupakan struktur dalam kehidupan yang seringkali menimbulkan kelelahan tanpa disadari. Jika dilakukan secara repetitif dalam periode waktu yang konstan, hal ini dapat berujung pada kebosanan, yang dapat digambarkan sebagai kurva yang terus menerus menanjak seiring berjalannya waktu.

Di sisi lain, rutinitas juga dapat memberikan rasa aman dan kenyamanan serta terkendali; ia membekali kita akan sebuah pondasi di dalam suasana ketidakpastian yang bisa datang kapan saja.

“Outing tahun ini kemungkinan kita akan ke Malaysia”, kata pak Tjipto, biasa dipanggil pak Tjip, pimpinan perusahaan kami, dalam kesempatan briefing karyawan pada suatu pagi.

Sontak kami dengan keras mengaminkan perkataan ini, yang sekaligus mengunggahnya ke langit menjadi doa berjamaah para karyawan.

Saya sendiri sudah mendengar selentingan kabar ini beberapa waktu sebelumnya, namun belumlah 100% yakin jika belum ada versi rilis resminya. Berangkat dari hal tersebut, segala persiapan dilakukan termasuk pembuatan dokumen paspor bagi karyawan kantor yang belum memilikinya, termasuk saya.

Long story short, setelah semua dokumen penunjang, penunjukan tour & travel, penjelasan aturan-aturan do & don’t selama di tempat tujuan – dan tentu saja dana yang mencukupi – tibalah hari yang ditunggu-tunggu.

Dato’ Sri Siti Nurhaliza, nantikan kami di tanah Malaysia!

Day 1 – 28/08/2024

Pagi itu, sebelum ayam berkokok, semua karyawan yang turut ambil bagian dalam trip ke Malaysia kali ini berdatangan di titik kumpul yang telah ditentukan. Terminal 2 keberangkatan international, Bandara Soekarno Hatta di Tangerang, Banten.

Bahkan saking semangatnya, ada salah satu dari kami sudah berada di bandara sejak pukul 04.00 pagi padahal keberangkatan pesawat pukul 09.45 WIB. Imbas dari adrenalin rush kali ya 😊

O iya, sayangnya tak semua rekan-rekan di kantor dapat mengikuti trip kali ini dengan alasan ataupun pertimbangan tersendiri.

Setelah menyelesaikan penitipan bagasi dan menerima tiket pesawat dari Pak Kiki, tour leader kami, rombongan kami dengan cepat melanjutkan ke proses check-in dan kemudian menunggu saatnya boarding di departure lounge.

Pesawat Boeing 737-800 bernomor penerbangan OD 319 berkapasitas penumpang 189 sukses menjejakkan roda-rodanya di aspal bandara Kuala Lumpur International Airport; menghantarkan  rombongan kami dan tentu saja penumpang lainnya dengan selamat😊

Urusan penting selanjutnya adalah pengecekan dokumen di bagian imigrasi negeri jiran ini. Saya sempat tertahan beberapa saat di depan konter imigrasi. Padahal saya tidak punya tampang teroris ataupun kriminal. Jiangkriik!

Pit stop pertama setelah KLIA adalah pesta durian di Durian BB Park, jelas ini adalah warung yang menjajakan durian di kota Kuala Lumpur. Jangan tanya kualitas dan rasa durian Musang King, Black Thorn ataupun Red Flesh di warung ini… Pimpinan klasemen dah!

Beberapa rekan yang non-durian mania memilih melipir ke warung makan yang letaknya sepelemparan batu dari warung durian.

Cuaca di Kuala Lumpur hari itu lumayan panas, tak jauh beda dengan hawa di Indonesia.

Selanjutnya, rombongan bus menuju Batu Caves, bukit kapur yang berada di distrik Gombak, Selangor. Batu Caves terkenal dengan gua dan kuil Hindu di dalamnya, serta patung dewa Murugan yang ikonik dan berwarna keemasan yang berdiri dengan megah di depannya.

Berdasarkan informasi yang saya peroleh, patung dewa Hindu Perang yang juga dikenal sebagai Kartikeya memiliki tinggi 42,7 meter, dibuat dari 1550 meter kubik beton, 250 ton baja tulangan, dan 300 liter cat emas, dengan biaya 24 juta Rupee. Patung ini juga adalah patung Murugan yang paling tinggi di dunia.

Saya bersama beberapa teman memutuskan untuk mendaki 272 anak tangga curam yang terkenal dengan sebutan Rainbow Stairs dan kami berdiri, menatap ke bawah. Mission accomplished!

Setelah makan malam di sebuah restoran, kami melanjutkan perjalanan dengan menaiki Skyway Cable Car. Kabut tebal di Genting Highlands menambah keseruan perjalanan kami, terlebih dengan langit yang mulai menggelap. Suasananya mengingatkan pada film The Mist karya Stephen King, tentu saja minus monster-monster yang menakutkan. 😊

Cocok buat para penyuka adrenalin rush!

Perjalanan trip hari itu ditutup di pit-stop terakhir yaitu First World Hotel, sebuah banguan yang merupakan bagian dari resor perbelanjaan dan hiburan Resorts World Genting. Hotel besar ini bersebelahan dengan kompleks perbelanjaan First World Plaza yang ramai. Sepertinya tempat ini tak pernah tertidur, itu yang ada di benak saya saat memasuki tempat ini.

Day 2 – 29/08/2024

“Kita akan berkumpul besok pagi jam 07.30 di depan Food Factory dan sarapan sampai pukul 08.30; untuk menghindari keramaian, kita akan naik Cable Car bagi yang ingin turun,” ujar Pak Chairil, pemandu wisata kelompok kami selama di Malaysia.

Untuk hari kedua trip ini, kami memiliki tiga pilihan agenda: mengunjungi Genting Skyworlds Theme Park, berbelanja di Genting Premium Outlet (GPO), atau berkunjung ke Chin Swee Temple.

Proses pembelian tiket grup untuk Genting Skyworlds dan kereta gantung ternyata menyita waktu, dan rombongan pun baru dapat beranjak ke destinasi masing-masing setelah dipastikan bahwa semua akomodasi telah terpenuhi bagi seluruh anggota tur.

Saya bersama beberapa teman menetapkan Chin Swee Temple sebagai pilihan utama kami. Terletak di Genting Highlands, Pahang pada ketinggian 1403 meter di atas permukaan laut, Chin Swee Temple adalah kuil Tionghoa yang didirikan berkat sumbangan dari pendiri Genting Group, mendiang Lim Goh Tong.

Kami diberi waktu 1 jam oleh pak Chairil selama di tempat ini. Walaupun begitu, kunjungan singkat ini menimbulkan kesan tersendiri. Rasa kagum saya terhadap Malaysia yang mampu membangun kuil-kuil indah dengan tinggi menjulang di dataran tinggi dan juga kebersihannya yang sangat terjaga.

Selama berada di kuil, sepertinya saya tak melihat ada orang yang merokok dan membuang sampah di sembarang tempat. Semuanya tertib dan tertata rapi. Salut!

Selain pagoda sembilan lantai, patung Buddha raksasa yang menjulang di antara pepohonan rindang dan Dewi Kuan Yin juga menjadi ikon kuil ini. Saya dan Erick sengaja menaiki anak tangga berputar menuju lantai paling atas pagoda. Dari sini, kami dapat menikmati pemandangan dataran tinggi Genting yang tersaji dalam panorama 360 derajat. It’s cool huh?

Puas di Chin Swee Temple, saya beserta Erick dan Dendy menuju Genting Skyworlds Theme Park sebagai tujuan selanjutnya dengan menumpang shuttle bus yang tersedia. Gratis.

Keseruan di beberapa wahana Genting Skyworlds sukses membuat kaki kami pegal dan lelah. Untungnya hari itu cuaca tidak terlalu panas, lebih banyak berkabut dan dingin tepatnya.

Derai tawa dan teriakan saat bermain di wahana menjadi pemuncak yang menyenangkan di hari penghujung sore.

Malam itu, saya menyempatkan masuk ke kasino yang berada di lantai bawah First World Plaza. Memasuki ruangan kasino yang besar, mata saya langsung tertuju pada deretan ratusan… ya ratusan mesin slot atau Jackpot yang tersusun rapi di tengah dan sepanjang sisi ruangan.

Terdengar riuh, seru dan gempita. Seronok kali lah!

Berbagai gambar, angka, dan warna berputar setiap kali tuas slot ditarik ke bawah pada mesin yang diciptakan oleh Charles Fey. Sama seperti di kasino-kasino lain, mesin Jackpot tampaknya selalu menjadi primadona dan menyumbang sekitar 70% dari pendapatan kasino.

Di tempat lainnya terlihat deretan meja Roulette dan juga Blackjack yang semuanya terlihat ramai dan sibuk. Sayangnya tidak diperbolehkan mengambil foto maupun video di dalam kasino.

Saya memutuskan kembali ke kamar hotel dan merebahkan badan. Tidur. Lelah bro, sis.

Day 3 – 30/08/2024

Grup WhatsApp kami sudah mulai aktif dengan notifikasi ‘tang ting tung’, meskipun masih pagi buta. Hari ini, hari terakhir perjalanan kami, akan dimulai lebih awal dengan sarapan di Food Factory pada pukul 07.30 waktu setempat. Waktu 30 menit yang diberikan untuk sarapan terasa seperti pasukan tentara yang harus bangun dan bersiap dengan cepat dan tergesa-gesa. 😊

Ini demi mengejar waktu dibukanya layanan cable car yang akan membawa kami turun menuju Awana Skyway.

“Demi menghindari kepadatan orang yang akan naik cable car ya, bapak-bapak dan ibu-ibu”, demikian pak Chairil menjelaskan dan kami memakluminya. Walaupun dengan mata masih setengah mengantuk.

Dari Genting Highlands, rombongan tur kami melanjutkan perjalanan ke Menara Kembar Petronas di Kuala Lumpur. Kami resmi menginjak tanah negeri Upin dan Ipin, yang dibuktikan dengan foto bersama di depan Petronas Twin Towers.

Dengan bergegas bus bergerak melaju melewati bangunan-bangunan bersejarah di tengah kota dan selanjutnya membawa kami menuju tempat makan siang. Acara makan siang juga dibarengi potong kue ulang tahun bagi rekan-rekan kami yang bertambah usia di bulan Agustus. Selamat!

Next year outing kita ke Jepang”, begitu disampaikan pak Tjip saat di dalam bus perjalanan ke bandara. Yeaay!

Ucapan adalah doa. Itu yang kami percaya. Seketika itu masing-masing dari kami sibuk merapal mantra dan mengunggah doa ke langit. Mengaminkan bahwa tahun depan negerinya Naruto dan Sasuke akan sibuk menyambut rombongan company outing kami.

Perlu upaya yang keras semua pihak dari jajaran manajemen dan karyawan, namun itu bukanlah sebuah kemustahilan.

Bandara Internasional Kuala Lumpur adalah destinasi terakhir kami pada hari itu. Proses check-in dan boarding kami berlangsung mulus tanpa hambatan yang signifikan, dan saya pun tidak mengalami banyak pertanyaan dari petugas imigrasi di bandara KLIA. 😊

Another airplane/ Another sunny place/ I’m lucky I know/ But I wanna go home/ Mmm, I got to go home, suara Michael Buble memenuhi rongga otak saya di dalam penerbangan bernomor OD 312 yang membawa kami kembali ke tanah air, Indonesia. Pulang ke rumah.

Secara pribadi saya mengucapkan terima kasih atas perhatian PT. Ultima Asia Teknologi dalam mengapresiasi karyawannya. Tentang cara memanusiakan karyawan yang patut dihargai dan diacungi jempol. Terlepas dari beberapa catatan kecil yang telah disampaikan pada tulisan di atas saat, company trip tahun ini boleh dibilang sukses.

Company trip ke Jepang di tahun depan menjadi mimpi bersama. Jom kita wujudkan!

Leave a comment