Economic train brought me – along the rail – through heavy rain – until finally arriving at Kutoarjo station; 6 hours that brought me from Station Senen , Jakarta. I engrossed with novel that I read, and also the iPod in my ears along the way. It’s truly enjoyable one.
Kereta ekonomi membawa gue – menyusuri rel – menembus hujan deras – hingga akhirnya sampai ke stasiun Kutoarjo; 6 jam gue di dalam kereta yang membawa gue dari Stasiun Senen, Jakarta ini. Sepanjang perjalanan gue asyik dengan buku novel yang gue baca, dan juga iPod di telinga gue. Aaah… sungguh perjalanan yang menyenangkan.

This train is quite comfortable after major changes made by the Minister of Transportation; No smoking, no hawkers and buskers in the train. The air-conditioned makes this train really enjoyed feasible than ever before
Kereta ini cukup nyaman menurut gue, setelah perubahan besar-besaran yang dilakukan oleh sang Menteri Perhubungan; kereta yang sebelumnya acak-adut berantakan sekarang jadi lebih nyaman. Tanpa asap rokok, tanpa pedagang asongan dan pengamen di dalam kereta. Hawa sejuk ber-AC memang menjadikan kereta ini layak dinikmati ketimbang masa-masa sebelumnya.
The rain greeted me when arriving in Kutoarjo , while my stomach is so hungry . I immediately ordered a motorcycle taxi (we call it OJEK) and continue the journey to Purworejo . Motorbike forced to pull over on the roadside due to increasingly heavy rain that night. It stopped at the food stall of tongseng(it kind like a soup). OK then. Let’s eat first to fill my starving stomach.

Hujan cukup deras menyambut gue ketika tiba di Kutoarjo, sementara perut sudah lapar sangat. Dengan segera gue memesan ojek motor dan melanjutkan perjalanan menuju Purworejo. Motor terpaksa menepi di pinggir jalan karena hujan semakin lebat malam itu. Pas kebetulan berhenti di warung tongseng sapi, okelah kita makan dulu mengisi perut yang lapar sangat.
My friend – Teguh – several times keep sending me SMS and What’s App message asking where I’ve been. I replied I’m on my way, Bro. After finished a bowl of cow tongseng (it tastes delicious by the way…hehehe) I went on a motorcycle taxi to Purworejo .It doesn’t take long time to get accommodation in the city of Purworejo . A low budget accommodation labeled Bagelen Hotel, where I stayed this time. I booked a room with a budget of Rp 75,000 which is enough for me; a bed fit two people, plus a clean bathroom – this room is not air-conditioned or fan-cooled, but lucky for me that the air is not too hot anyway. After all, I would be much on my way; so I leave it with the option.

Teman gue – mas Teguh – sudah beberapa kali mengirim SMS dan WA menanyakan gue sudah berada di mana. Gue jawab on the way, mas. Selesai menyantap semangkuk tongseng sapi yang rasanya nendang enak itu gue melanjutkan perjalanan ojek ke Purworejo. Tidak memakan waktu lama hingga sampai penginapan di tengah kota Purworejo. Sebuah penginapan low budget berlabel Hotel Bagelen, tempat gue menginap kali ini. Sengaja gue memesan kamar berbudget Rp 75.000 yang cukup untuk beristirahat; dengan tempat tidur muat 2 orang, plus kamar mandi yang lumayan bersih – memang kamar ini tidak ber-AC ataupun kipas angina, tapi udara memang nggak panas kok. Toh gue juga bakal banyak di jalan nge-trip, gue rasa pilihan kamar low budget cukuplah.
Teguh is very pleasant, friendly and kind person, I just know him once in Purworejo – I was introduced by my friend, Andi from Semarang – to meet him while I’m in this town. He offered me for dinner at his food stall that in front of the inn by the way. The food is delicious and certainly cheap enough for backpacker. LOL.
Bertemu mas Teguh sangat menyenangkan, dia yang baru gue kenal pas di Purworejo ini – sebelumnya gue dikenalkan oleh teman gue, Andi dari Semarang – ternyata ramah dan baik orangnya. Dia menawarkan gue untuk makan malam di warungnya. Ternyata mas Teguh ini berjualan makanan di depan penginapan. Enak lho masakan makanannya, dan tentu saja cukup murah untuk kantong backpacker macam gue… hahahahaha.
I am just finishing my dinner at second time (what?) – And I moved to my room for rest. Just tired after 6 hours on the run. I asked to Teguh for helping me to look for a rental motorbike for me tomorrow morning. Thanks Bro. I woke up in the morning with a quite surprised with the availability of a pot of hot tea and two packs of rice at the front desk of my room. I get breakfast anyway .Well, it’s good and worth for its price.

Selesai makan malam yang kedua kalinya (hah?) gue-pun beranjak ke kamar untuk istirahat. Capek – setelah 6 jam perjalanan. Tak lupa gue pesan ke mas Teguh untuk minta tolong dicarikan motor sewaan buat gue besok pagi. Thanks mas. Pagi gue bangun cukup terkejut dengan sudah tersedianya satu teko air teh hangat dan 2 bungkus nasi di meja depan pintu kamar. Hmmm… Rupanya memang dapat breakfast. Worthed lah.
I started my trip directly to Muncar waterfall . Based a piece of information from Google as well as Maps application on my smartphone , I run my motorbike westward Purworejo . According to the Maps estimates approximately 45 Km away – to the village of Kaliwungu , Bruno district – Purworejo.
Perjalanan gue mulai pagi hari langsung menuju Curug Muncar. Berpatokan informasi secuil dan Google Maps serta aplikasi penunjuk jalan di smartphone Android, gue langsung menggeber motor ke arah barat Purworejo. Menurut penunjuk jalan perkiraan jauhnya kurang lebih 45 Km – menuju Desa Kaliwungu, Kecamatan Bruno – Purworejo.
To get to the location was very challenging, because its located in an area full of forest (Perhutani Region). The Paths winding and uphill challenge the adrenaline driven faster. When I pass on this track, the construction and asphalting process occurs at several locations. This path connects the towns of Purworejo – Kutoarjo – Wonosobo . Smooth paved road, convenient to pass. I feel like Valentino Rossi with my motorbike 😀

Untuk sampai ke lokasi perjalanan sangat menantang, karena memang terletak di kawasan yang penuh dengan hutan (Kawasan Perhutani). Jalur yang berkelok dan menanjak menantang adrenalin dipacu lebih cepat. Waktu gue lewat di jalur ini, pembangunan dan proses pengaspalan terjadi di beberapa titik lokasi. Jalur ini merupakan jalur propinsi yang menghubungkan Purworejo – Kutoarjo – Wonosobo. Jalan beraspal halus, nyaman untuk dilewati. Gue berasa seperti Valentino Rossi dengan motor gue 😀
For about 1.5 hours finally I found this Muncar waterfall; this waterfall is still neat because it apparently has not been managed by local authorities. This is evidenced by the absence of clear signs of the existence of these attractions. Even if there is still very minimal. What a pity when a local government’s tourism assets can be explored more potential. Well, that’s their business…

Singkat cerita kurang lebih 1,5 jam sampailah gue di Curug Muncar; curug ini masih belum tertata rapi karena sepertinya belum dikelola oleh PEMDA setempat. Ini terbukti dengan tidak adanya papan petunjuk yang jelas tentang keberadaan obyek wisata ini. Kalaupun ada masih sangat minim. Sayang sekali padahal ini merupakan aset wisata pemerintah setempat untuk bisa digali lebih potensinya. Well, itu urusan mereka lah ya… Hehehehe…
The supporting facilities in this object are also not many. Adequate parking, rest areas and eating, toilet – still a scarcity. One thing that is profitable when I entered into this waterfall it’s still FREE.
Karena memang belum tertata rapi, maka fasilitas penunjang di obyek ini juga belum banyak. Tempat parkir yang memadai, tempat istirahat dan makan, toilet – masih menjadi kelangkaan. Satu hal yang menguntungkan adalah tidak adanya tarif retribusi ketika gue masuk ke curug ini. Masih gratis. FREE.
I leave my motorcycle in the parking lot; tracking path to the waterfall can be taken approximately 20-30 minutes, because it rises towards to the hills. Incidentally it was the rain previous night, so it is a little bit slippery for me tracking this time. The road contour of the land and little rocks – I past the plantations and forests make an interesting adventure this time. And I was tracking on my own. From a distance the sound thundering waterfalls, indicating the waterfall is high and the water discharge is quite heavy.
Motor gue titipkan di tempat parkir seadanya; Jalur tracking menuju air terjun dapat ditempuh kurang lebih 20-30 menit, karena memang naik ke arah bukit. Kebetulan malam sebelumnya hujan, jadi agak sedikit licin gue tracking kali ini. Jalan kontur tanah dan sedikit bebatuan – dengan tingkat vegetasi yang lumayan rapat, melewati perkebunan dan hutan menambah petualangan kali ini menarik. Dan gue tracking sendiri… ya sendiri. Dari kejauhan kedengaran gemuruh air terjun, menandakan air terjun ini memang tinggi dan debit airnya cukup deras.
Muncar waterfall approximately 40 meters high with large water discharge. The view is WOW. I feel in the country of Hobbit, so fascinated by its beauty. According to the locals, the depth of the pool of waterfall up to 10 meters. When I came, there was a bunch of school kids were playing here, perhaps they skip the school. I was here for long enough and a bit of trouble taking the photos. It’s because the dew of the waterfall is pretty much making quickly my camera wet, and I forgot to bring a tripod. LOL

Curug Muncar punya ketinggian kurang lebih 40 meter dengan debit air yang besar. Pemandangan disini memang WOW. Gue berasa di negeri Hobbit saking terpesona dengan indahnya. Menurut keterangan penduduk setempat, kedalaman kolam air terjun hingga 10 meter. Ketika gue datang, ada sekumpulan anak sekolah sedang main disini juga – mungkin mereka bolos sekolah. Cukup lama gue disini dan gue juga agak kesulitan mengambil foto. Ya, karena embun dari air terjun ini cukup banyak membuat kamera cepat basah. Plus gue nggak bawa tripod… Hehehehe
Around the waterfall there are no trash bins, even though it appears some rubbish dumped by visitors. I can say to travelers, please trash disposed of in the proper place or taken back – if there are no bins. I enjoyed Muncar waterfall with its greatness and beauty, then decided to rest before finally leaving to my next destination. Magnificent waterfall, a creation of the Almighty – should always be kept. Cheers for more adventures.
Di sekitar air terjun ini nggak ada tempat sampah, padahal tampak beberapa sampah yang dibuang oleh pengunjung. Sangat disayangkan. Gue hanya bisa menghimbau kalau main ke tempat wisata, sampahnya tolong dibuang di tempat semestinya atau dibawa kembali – jika memang tidak terdapat tempat sampah. Puas menikmati Curug Muncar dengan kebesaran dan keindahannya, gue memutuskan untuk sekedar beristirahat sebelum akhirnya meninggalkan curug ini ke tujuan gue selanjutnya. Curug yang megah, ciptaan Yang Maha Kuasa – hendaknya selalu dijaga. Salam
Note:
- Muncar waterfall is so recommended for you who love to challenging travel
- Provide logistical , because it is rarely food stall around the site
- Physical to be well prepared, because the tracking path is challenging
- Wear tracking shoes or hiking boots , do not wear slippers
- Muncar waterfall has not managed professionally by local authorities , minimal signpost or guidelines related to safety
- Do not litter in the vicinity of the waterfall , better provide a plastic bag and take it down back in the trash
- There is still a general lack of facilities – toilets , stalls , parking and entrance (FREE)
- Please maintain personal safety when traveling for exciting adrenaline (as of this waterfall)
- Curug Muncar sangat gue rekomendasikan buat kalian yang suka perjalanan yang menantang
- Sediakan logistik yang cukup, karena jarang tempat orang berjualan di sekitar lokasi
- Fisik harus dipersiapkan dengan baik, karena jalur tracking yang menantang
- Pakai sepatu tracking atau sepatu gunung, jangan pakai sandal
- Curug Muncar belum dikelola secara professional oleh PEMDA setempat, minim papan penunjuk jalan atau petunjuk yang berkaitan dengan keselamatan
- Jangan buang sampah sembarangan di sekitar lokasi curug, lebih baik sediakan kantong plastik dan bawa turun kembali sampahnya
- Masih minim fasilitas umum – toilet, warung, tempat parkir dan tiket masuk (FREE)
- Tetap jaga keselamatan diri ketika berkunjung ke tempat wisata yang menantang adrenalin (seperti curug ini)