Langkahkan kaki ke taman kota!

Kapan terakhir kali anda main ke taman kota? Atau kapan terakhir kali ajak keluarga main di taman kota? Sepertinya pertanyaan tersebut agak susah dijawab ketimbang kapan terakhir kali anda pergi ke mal ya? Hehehe… Ayo ngaku saja!

Ya, keberadaan taman kota memang tidak semenarik pusat perbelanjaan dengan segala etalasenya. Sebagian orang malas beranjak ke taman kota dengan banyak pertimbangan, seperti tingkat polusi udara yang bikin miris ataupun dengan masalah keamanan yang kurang terjamin. Juga alasan kurangnya tingkat higienis makanan yang dijajakan di seputar taman kota. Atau karena di beberapa mal besar sudah terdapat ruang terbuka berupa taman, ini menjadi keengganan mereka karena dirasa lebih nyaman. Yang lebih mirisnya lagi, anggapan bahwa taman kota hanya untuk golongan sosial menegah ke bawah. Aaah, yang terakhir ini sangat diskriminatif sekali tentunya.

Saya suka dengan keberadaan sebuah taman kota. Bagi saya taman kota bagaikan oase kerinduan akan sejuk dan rindangnya pepohonan ditengah kebisingan sebuah kota besar. Di ruang publik ini kita bisa melihat berbagai macam aktifitas orang-orang. Rata-rata pengunjung yang datang ke taman kota mereka jenuh dengan rutinitas. Jenuh dengan bangunan-bangunan beton menjulang tinggi ataupun maraknya pembangunan mal. Mereka butuh penyegaran, tak ubahnya dengan saya.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Taman Sri Gunting

Seperti halnya Taman Srigunting di kawasan kota lama Semarang ini, banyak juga dikunjungi warga untuk berinteraksi di ruang publik. Saya sendiri ketika berada di taman kota, suka membaca buku atau sekedar mengeksplorasi dengan kamera saya. Kadang ditimpali berinteraksi dengan sesama pengunjung. Saling bertukar cerita ataupun referensi. Tentunya hal ini akan lebih membuka mata saya, juga menambah teman dan pengalaman. Saya akan rela membagi lebih ruang-ruang di otak saya untuk hal-hal yang baru. Di taman ada yang berfoto untuk keperluan pra-nikah juga bercengkerama dengan keluarga ataupun teman-teman. Beberapa anak remaja yang gemar ber-swafoto tampak sibuk, sepertinya mereka segera mengunggah hasil swafoto mereka ke media sosial sekedar menunjukkan eksistensi mereka. Ciri khas generasi Z, begitu pikir saya. Beberapa yang lain sekedar membunuh waktu dengan tiduran di bangku taman.

Di sudut bangku taman kota itu, tepat di bawah naungan dahan pohon yang cukup rindang saya dengan bebas dapat mengamati semua aktifitas pengunjung taman. Merekamnya dalam-dalam lalu menyimpannya rapi di labirin otak saya. Saya seolah “tuhan” yang sedang cuti bertugas, butuh penyegaran… Hehehe

 

TamanSriGunting_02
Ada juga lho yang main musik jika beruntung akan ketemu

“Pak, es campurnya satu. Jangan pakai susu,” pinta saya ke pedagang es campur.

Cuaca Semarang yang cukup panas lagi lembab membuat kerongkongan saya dahaga dan minta sedikit dibasahi. Padahal waktu masih menunjukkan pukul 10 pagi. Saya ternyata lupa membawa botol air mineral saya.

“Monggo, mas,” kata pedagang es campur sambil menyodorkan semangkuk es.

“Matur nuwun, pak,” jawab saya.

Tak perlu menunggu waktu lama untuk segera menyantap es campur seharga Rp 10.000 itu. Segarnya…

Kota Semarang mempunyai banyak taman kota, tetapi menurut saya Taman Srigunting inilah yang nyaman untuk dikunjungi. Selain tempatnya memang di tengah kawasan kota lama yang menyajikan aura yang berbeda, juga letaknya yang tidak berada di tengah jalan protokol seperti kebanyakan taman-taman lainnya. Ini menjadikan Taman Srigunting aman dikunjungi, bahkan untuk anak-anak bermain. Jika kita berkunjung di waktu sore atau malam, pendar cahaya lampu yang meriah akan kita rasakan disini. Hanya sayangnya taman ini tidak cukup luas.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Ngobrol sore hari di taman

Taman kota berbagai macam fungsinya – selain sebagai paru-paru kota, dia juga produsen oksigen serta memperbaiki kualitas oksigen. Dia juga bisa berfungsi sebagai tempat berolah raga dan rekreasi yang mempunyai nilai sosial, ekonomi, dan edukatif. Dengan terpelihara dan tertatanya taman kota dengan baik tentunya akan meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan, nilai estetika sebuah kota akan terpenuhi. Kita memang perlu taman kota. Kita perlu udara bersih. Sangat disayangkan ketika kita melihat taman kota yang terbengkalai di beberapa kota besar. Padahal sudah banyak investasi yang dikeluarkan pemerintah daerah untuk membangun ruang terbuka hijau untuk publik ini.

Traveling tak serta merta harus pergi jauh dan mengeluarkan banyak biaya. Traveling berbicara tentang perjalanan dan pengalaman hati yang didapatkan. Dari tempat yang berada dekat dengan keseharian kitapun, akan ada cerita. Ada pengalaman yang terbagi. Yuuk, sempatkan diri main ke taman kota. Berinteraksilah. Jangan merasa sendiri. Hirup dan nikmati udara segar ditengah hiruk pikuk kota. Gratis kok ke taman kota!

O iya, tolong jangan kotori dengan sampah ya. Nyampah itu NGGAK KEREN!! Sumpah.

Advertisement

4 Replies to “Langkahkan kaki ke taman kota!”

  1. Aku termasuk fans berat taman kota. Ke mall? Entah brp tahun yg lalu😀
    Selain buat ngadem karena sejuk. Aku juga suka sekali mengamati mas. Seneng liat taman srigunting makin rame. Ga kayak bbrp tahun yg lalu. Otomatis juga kawasan kota lama semakin banyak pengunjung. Meski cuma buat menambah feed sosmed hehehe.

    Liked by 1 person

    1. Aku belum menjelajah lagi taman kota di Semarang, sik aku temui yang paling nyaman baru di Sri Gunting ini.

      Ya benar, sejak taman ini dibagusin memang semakin banyak warga yang datang. Tempo hari pernah diberi payung warna-warni diatasnya, tambah keren. Cuma pas nggak pulang Semarang.

      Like

  2. Mungkin baru tiga atau empat bulan yang lalu mas, tepatnya saat orang – orang sedang kasmaran dengan suara adzan maghrib tanda diizinkannya mereka menelan berbagai minuman dan makanan (bulan puasa tu lho) hahaha, saya singgah ke taman ini.
    Awalnya sih memang pengen napak tilas romo Soegija, cuman kok roda kendaraan maunya cuman ke taman srigunting aja hehehe.
    Saya menghabiskan waktu berjam – jam di taman itu mas, berdiam, meresapi setiap suara kendaraan yang berlalu lalang, juga kepakan sayap puluhan burung dara yang mempercantik pemandangan gereja blenduk hehe. Rasanya adem ayem tentrem, nyamleng.
    Mungkin itu momen terbaik yang pernah saya rasakan selama saya singgah di Semarang.

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: