Kalimantan Selatan Dalam Jelajah Langkah – Bagian 1

Kalimantan Selatan dengan ibu kotanya Banjarmasin mendapat julukan “Kota 1000 Sungai”. Menelusuri wilayah seluas 98,46 km persegi ini menjadikan sebuah pengalaman berharga dalam perjalananku kali ini. Kalimantan Selatan sebagian wilayahnya merupakan delta atau kepulauan yang terdiri dari sekitar 25 buah pulau kecil yang dipisahkan oleh sungai-sungainya. Dengan rekam jejak sejarah panjang yang berkaitan hubungan dengan Kesultanan Demak, membuat Kalimantan Selatan mempunyai budaya akulturasi dengan Jawa. Tutur lembut bahasa khas Banjar dengan diselingi kata-kata “berbau” Jawa membuatku seperti berada di rumah sendiri. Kekayaan budaya, adat istiadat serta kulinernya menjadikan kekayaan Kalimantan Selatan merasa perlu untuk ditelisik.

Aku sungguh beruntung dapat berkunjung ke Kalimantan Selatan setahun yang lalu. Banyak perjumpaan dengan orang-orang baru yang akhirnya menjadi penanda dan pengingat bahwa di bumi nusantara ini masih ditemui banyak orang baik. 10 foto di bagian pertama tulisan “Kalimantan Selatan Dalam Jelajah Langkah” merupakan kisah yang aku rangkum dari ratusan shutter kamera yang aku rekam selama perjalanan 6 hari menjemput kepingan kisah di Kalimantan Selatan. Butuh mengorbankan ego dan pilhan yang sulit untuk dapat selektif menampilkan foto-foto yang mewakili Banjarmasin.

Semakin jauh kaki ini melangkah menelusuri luasnya nusantara, semakin aku jatuh cinta dengan negeri Zamrud Khatulistiwa ini. Nikmati sajalah kebaikan, keramah tamahan dan kelezatan kuliner Kalimantan Selatan – walaupun hanya lewat mata kamera.


PATUNG BEKANTAN

Patung Bekantan Banjarmasin

Patung Bekantan di tengah kota Banjarmasin dibangun bertujuan memperkenalkan bekantan sebagai binatang khas Kalimantan Selatan. Jika melihat patung Bekantan yang menyemburkan air, kamu pasti langsung teringat akan patung Merlion di Singapura. Di hari Minggu atau hari libur, di sekitar patung ini akan sangat ramai dikunjungi orang untuk berolah raga maupun mengisi waktu luang. Taman kota dan fasilitas olah raga terdapat pula di sekitarnya.

Sekarang tak lagi mudah untuk kita dapat melihat atau menemukan bekantan di alam liar. Hal ini disebabkan karena selain langka, bekantan juga merupakan hewan yang sangat pemalu. Bekantan termasuk binatang yang dilindungi dari perburuan liar. Kamu dapat melihat bekantan di Kebun Binatang Mini yang terletak di Jalan Jahri Saleh, Kelurahan Sungai Jingah, Banjarmasin.


SOTO BANJAR

Soto Banjar

Soto Banjar merupakan makanan khas Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Keunikan soto Banjar ini adalah menggunakan susu cair yang tidak ditemukan di masakan soto daerah lain. Dalam semangkuk sajian soto Banjar terdapat ketupat, perkedel kentang, soun, suwiran daging ayam dan irisan telur ayam. Rasa kuahnya yang segar ditambah dengan bumbu-bumbu rempah khas Indonesia semakin menambah kelezatan di setiap suapan soto Banjar. Ditambah kucuran air jeruk nipis, sambal dan kecap manis semakin sempurnalah kecap rasa soto Banjar. Harga seporsi soto Banjar Rp25.000


KAI “API” ARSYAD

Kai Api Arsyad, Siring Banjarmasin

Kai (kakek) ini bernama Muhammad Arsyad (78), namun ia lebih tenar dipanggil Kai Api. Ia seringkali tampil di pasar Siring Tendean – Banjarmasin pada hari Minggu pagi. Atraksi apinya di pasar menjadi panggung hiburan bagi pengunjung taman Siring. Kai Api mempertontonkan gagang besi yang diujungnya terdapat api berkobar dan sengaja memasukkannya ke dalam celana. Penonton dibuatnya menjerit, sementara ia tampak terkekeh senang menampilkan deretan giginya yang sisa satu dua. Ia juga menampilkan atraksi lainnya seperti menusukkan sebilah Mandau ke hidungnya. Ngeri-ngeri sedap. Tak terlihat ada rasa kesakitan sedikitpun di wajah sumringahnya. Ia memang kebal api dan benda tajam. Kai Arsyad ternyata mantan atlit lari jarak menengah lho. Ia pernah mengharumkan nama propinsi Kalimantan Selatan dan juga Indonesia di ajang lari internasional.


PAES IKAN PATIN

Paes Ikan Patin Banjar

Paes (pepes) ikan Patin merupakan salah satu sajian khas Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Berasa gurih dengan balutan daun pisang yang dikukus, menghadirkan aroma paes yang sangat menggida untuk dicicip. Ikan Patin masuk dalam golongan ikan lele, berhabitat di air tawar dan banyak dijumpai di sungai-sungai pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Ikan ini banyak dikonsumsi masyarakat karena kandungan gizinya yang cukup tinggi meliputi protein, lemak tak jenuh, vitamin dan mineral. Proses pemasakan paes ikan Patin melalui metode pengukusan dijamin tak akan mengurangi kandungan gizi didalamnya. Dengan paduan bumbu rempah seperti merica, kunyit, kemiri, lengkuas, serai serta belimbing wuluh menjadikan olahan pepes ikan Patin ini sangat nikmat ketika dirasakan oleh lidah.


TITIK 0 BANJARMASIN

Titik 0 Kilometer, Siring Banjarmasin

Titik 0 (Nol) kilometer Kota Banjarmasin berada di kawasan taman Siring, tepi Sungai Martapura. Lebih tepatnya berada di seberang eks Kantor Gubernur Kalimantan Selatan. Area ini dikelilingi oleh bermacam tempat yang menjadi tujuan wisata di dalam Kota Banjarmasin, diantaranya Taman Siring, Menara Pandang, Pasar Terapung Tendean, Siring Tendean, dan Sungai Martapura. Tugu 0 (Nol) Km hanya berbentuk tugu kecil yang terbuat dari batu dan selama ini belum mendapat perhatian dari pemerintah. Padahal tugu 0 (Nol) Km di daerah lainnya menjadi salah satu ikon daerah tersebut. Pemerintah daerah Kalimantan Selatan berjanji akan mengembangkan tugu tersebut dengan konsep dan penataan yang lebih baik. Sehingga tugu 0 (Nol) Km dapat menjadi daya tarik wisata daerah,  tidak diabaikan dan terbengkalai begitu saja.


PENARI JALANAN, SIRING – BANJARMASIN

Penari Jalanan, Siring Banjarmasin

Penari jalanan yang aku temui di taman Siring, Banjarmasin ini bernama Poyang. Ia menarikan tarian Dayak demikian luwesnya. Tarian itu berasal dari Suku Dayak Bakumpai yang berada di sekitar hulu sungai Barito hingga Muara Tawe. Sesekali ia mengeluarkan teriakan khas suku Dayak dalam tariannya. Banyak pengunjung taman Siring yang berhenti untuk ber-swafoto dengannya. Para pengunjung juga diperbolehkan untuk berfoto dengan menggunakan properti tari yang sudah disediakan, seperti mandau atau perisai dari kayu khas suku Dayak. Kostum yang dikenakan Poyang menggunakan bulu dan kepala burung Enggang asli, dimana ia mendapatkannya dari burung yang sudah mati. “Kami dilarang memburu burung Enggang yang masih hidup, nanti bisa kena sanksi adat apabila melakukannya. Membayar sebesar satu kerbau”, ungkap Poyang.


PASAR TERAPUNG

Pasar Terapung Lok Baintan, Banjarmasin

Dalam sejarahnya, pasar terapung terbesar di Banjarmasin sebetulnya berada di daerah Muara Kuin. Pasar terapung ini berada di atas sungai Barito dan menjadi ikon wisata kota Banjarmasin. Seiring perkembangan dan pergeseran budaya ke arah yang lebih kekinian disertai dengan kemaruknya pembangunan daerah yang selalu berorientasi darat, menjadikan pasar terapung di Muara Kuin semakin hari makin ditinggalkan dan menjadi hilang. Eksotisme pasar terapung Muara Kuin hanya tinggal puing pembicaraan saja. Transaksi jual beli serta tawar menawar dilakukan di atas sungai. Penjual dan pembeli saling berinteraksi di atas jukung (sebutan perahu kecil). Inilah keunikan dan daya tarik pasar terapung Lok Baintan yang terkenal itu. Di atas jukung yang mereka naiki, acil-acil ini terdengar riuh seraya tak henti menawarkan barang dagangannya.


PENGASAHAN INTAN

Pengasahan Intan, Banjarmasin

Martapura sangatlah terkenal dengan hasil intannya. Intan merupakan batu mulia, artinya ia tak dapat melebur atau dicairkan. Intan hanya dapat diasah dan dipotong dengan sesama intan. Oleh karena itu, mata mesin penggosok intan harus dioles bubuk intan terlebih dahulu. Pemerintah mengimpor alat penggosok dan pengasah intan yang lebih modern supaya didapatkan hasil yang lebih akurat dan presisi. Hasil olahan intan yang paling terkenal adalah berlian. Ukuran berlian tidaklah besar, hanya hitungan milimeter saja. Harga dari sebuah berlian dinilai dari 5C: Cutting, Color, Clarity, Carat, Certificate. Carat atau dalam bahasa Indonesianya karat merupakan satuan berat untuk intan, 1 carat intan sama dengan 200 miligram emas namun harganya jauh lebih tinggi. Akan lebih mahal lagi harganya jika sudah digosok menjadi berlian.


BUKIT BATAS

Di dalam perahu kelotok menuju bukit Batas & Matan Keladan

Perjalanan menuju bukit Batas dan bukit Matang Keladan kami tempuh menggunakan kapal kelotok yang memuat 3 motor trail beserta beberapa orang bersamanya. Waktu yang dibutuhkan kurang lebih 30 menit menyeberangi waduk Riam Kanan. Saat menyeberangi air waduk yang tenang inilah kami tiba-tiba diguyur hujan lebat, padahal sebelumnya hari sangatlah panas. Mungkin inilah cara alam waduk Riam Kanan menyambut rombongan kami. Alhasil kami tidak dapat menikmati keindahan bukit Batas dan bukit Matang Keladan, namun hanya berbincang dan bertukar cerita satu sama lain di dalam perahu. Disinilah aku pertama kali memakan buah pisang yang sebelumnya belum pernah aku sentuh. Boleh percaya, boleh tidak 🙂


WADUK RIAM KANAN

Menikmati panorama Riam Kanan dari atas bukit Batas

Riam Kanan adalah salah satu waduk buatan terbesar di Kalimantan Selatan yang berada di Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar. Waduk ini berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA) untuk daerah Kalimantan Selatan dan Tengah. Riam Kanan diresmikan tahun 1973 dengan menenggelamkan sekitar delapan desa. Luas waduk mencapai 9.370 hektar. Adanya kontur tanah yang sebagian tinggi membentuk pulau-pulau kecil di sekitar waduk Riam Kanan. Sebelum mengelilingi waduk Riam Kanan dengan menggunakan perahu, sempatkanlah untuk mengunjungi bukit Matang Kaladan. Dari atas bukit ini kamu dapat melihat panorama Riam Kanan dari ketinggian. Riam Kanan mendapat julukan “Raja Ampat Dari Kalimantan”. Nama Matan Kaladan berasal dari kata Matan yang berarti bukit dan Kaladan diambil nama pohon yang jamak terdapat di bukit.

Bagian kedua dari perjalanan Jelajah Langkah di Banjarmasin segera berlanjut di bagian kedua ya…

#jelajahlangkah #wisatabanjarmasin #explorebanjarmasin #banjarmasin

10 Replies to “Kalimantan Selatan Dalam Jelajah Langkah – Bagian 1”

  1. Kalimantan dan suku dayak menjadi daya tarik tersendiri bagiku untuk berkunjung ke kalimantan. Tapi hingga saat ini belum kesampaian.

    Soto banjar beneran dicampur susu mas…?sering liat soto banjar di kota2 lainnya, tapi belum sempat mampir. Kalau tahu dicampur dengan susu bakal jadi hal yang unik dan berbeda dengan soto-soto lainnya. Eehm, jadi mesti wajib untuk dicicipi 😀

    Liked by 1 person

    1. Mesti disempatkan sih ke Kalimantan; setiap provinsi di Kalimantan itu ada suku Dayaknya, jadi nggak cuma di Kalimantan Selatan atau Kalimantan Barat saja. Kekayaan budaya mereka sangat menarik untuk diteroka.

      Iya mas, benar. Soto Banjar memang ada campuran susunya. Rasanya gurih. Sama halnya dengan sop kaki sapi Betawi di Jakarta, beberapa olahannya menggunakan susu.

      Salam

      Like

    1. Nggak, mbak. Memang bekantan itu binatang pemalu tabiat aslinya.

      Naah, silahkan melancong ke Banjarmasin. Pasar terapung yang sangat menarik ini pernah jadi tempat shooting salah satu televisi swasta Indonesia.

      Salam.

      Like

Leave a reply to jelajahlangkah Cancel reply