Goo Goo Dolls akhirnya manggung di Jakarta, gaez!
Band beraliran alternative rock asal Buffalo, New York ini menjadi penampil hari terakhir yang paling ditunggu para fans-nya di gelaran Java Jazz Festival 2018. Mengisi di slot jam pertunjukan terakhir bukanlah halangan bagi yang doyan racikan musiknya. Grup band dengan personil John Rzeznik dan Robby Takac ini memang punya basis massa yang cukup banyak di negeri ini. Akhir pekan lalu mereka menyapa rindu penggemarnya dan langsung menghentak dengan lagu pertama bertempo cepat berjudul “Over & Over”.
Para penggemar sejati Goo Goo Dolls yang rata-rata berusia matang sangat antusias, dengan berjingkrak-jingkrak dan lambaian tangannya mereka menyambut duo musisi yang sudah menerbitkan 12 album rekaman ini. Berturut-turut “Big Machine”, “Slide” dan “Rebel Beat” terlantunkan.
“I want all of you to be happy tonight!” teriak John Rzeznik – vokalis yang sepintas wajahnya mirip babang tamvan Andika Kangen Band – dari atas panggung. Ia sangat enerjik di usia yang sudah lewat setengah abad. Permainan gitarnya juga konsisten. Ditambah aksi tengil dan pecicilan ala Robby Takac sang pemain bas, pertunjukan Goo Goo Dolls malam itu cukup seru. Energi yang ditularkan dari atas panggung disambut hangat oleh para penonton dengan bersama menyanyikan lirik lagu-lagu mereka.
Sepertinya duo Goo Goo Dolls ini memang baru saja mengganti battery di tubuh mereka, tidak diberinya jeda penonton untuk bernapas sementara lagu berirama sedang dan cepat terus digulirkan. Tak terhitung berapa kali John dan Robby bergonta-ganti gitar dan bass sesuai dengan tembang yang disajikan. Penonton makin liar dan menikmati banget suguhan musik mereka. Maklum, seperti rindu yang sangat berat dan panjang terlampiaskan malam itu. Dilan belum tentu sanggup menahan rindu seberat ini… Hahaha.
Setiap kali intro dimainkan, penonton selalu bersorak sembari tepukan tangan memenuhi hall konser. John sempat meminta maaf di tengah pertunjukan karena ada kendala teknis di belakang panggung, entah apa itu. Sepertinya masalah sound system. Penonton seperti tak menghiraukan dan memberikan tepuk tangan yang panjang ketika John tampil membawakan lagu “Symphaty” dengan gitar akustiknya.
Goo Goo Dolls yang bermaterikan pemain tambahan di setiap konsernya memang tampil ciamik. Gebukan drum Craig Macintyre cukup bertenaga, Brad Fernquist dengan raungan gitarnya yang berdistorsi, juga si pemencet tuts keyboard Korel Tunador yang tak hanya sebagai pemanis musik. Alunan tembang dan megahnya musik Goo Goo Dolls semakin lengkap dengan tata panggung, tata lampu dan tata suara yang mewah, khas konser kelas dunia.
John yang tak henti mengitari panggung sambil memainkan gitar dan Robby yang tak kenal lelah jejingkrakan sambil memainkan bas pantas diacungi jempol. Sungguh jarang melihat penampil musik alternative rock di tengah perhelatan musik yang identik dengan aliran jazz. Ini kesempatan langka, terlebih buat aku sendiri. Terakhir kali aku menyaksikan konser rock adalah ketika Collective Soul pentas di ajang Java Rocking Land 5 tahun lalu. Jadi ini adalah ajang kangen-kangenan alternative rock… Hahaha.
Gangguan teknis kembali terjadi untuk kedua kalinya setelah lagu “So Alive” dinyanyikan, dan kedua kalinya John meminta maaf ke penonton. “Come To Me” sebuah lagu yang ditulis John untuk istrinya menjadi lagu beraroma cinta tanpa kehilangan unsur rock-nya. Lagu berlirik manis tapi nggak cemen menurutku.
Konser berlanjut hingga the moment of truth saat intro lagu “Iris” dimainkan dengan harmonika, sontak penonton makin beringsut ke depan panggung. Ratusan ponsel diacungkan ke atas seakan tak mau kehilangan momen sedetikpun. Lagu yang ditulis dengan sangat cepat oleh John dan menjadi soundtrack film City of Angels ini sepanjang konser memang sudah ditunggu. Sepanjang lagu dinyanyikan, penonton menyambutnya dengan koor berjamaah. Petjaah!!
And I don’t want the world to see me / Cause I don’t think that they’d understand / When everything’s meant to be broken / I just want you to know who I am
Itulah Goo Goo Dolls dengan kekuatan “malaikat”nya menggempur tengah malam dan menutup pagelaran dengan sempurna. Grup band yang digosipkan pailit ini seakan menegaskan bahwa mereka masih eksis. Terlepas dari gangguan teknis di tengah konser, Goo Goo Dolls merupakan band yang patut ditonton. Tepuk tangan dan suitan panjang menutup pertunjukan malam itu. Encore-nya dengan “Give A Little Bit” menjadi sebuah penutup konser yang sekedar basa-basi saja menurutku. Persetan, yang penting sudah puas dengar “Iris”. Egois memang, tapi bukankah sebagian besar penonton berlaku demikian?