Easy work: complaining, blaming, lying, cheating, pretending
Hard work: inspiring, mentoring, helping, learning, giving
Saat kamu mencari pekerjaan, apa sih yang kamu cari selain gaji yang OK? Yak, suasana atau lingkungan bakal tempatmu bekerja. Tak dapat dipungkiri bahwa hal ini dapat menjadi salah satu faktor utama bagaimana kamu akan sukses dalam berkarir. Di lingkungan manapun – sekolah, kantor maupun komplek rumah – akan kamu temui beragam jenis atau tipe manusia dengan segala sikap dan perilakunya. Tak pernah ada di dunia ini yang punya sifat, karakter maupun kepribadian yang sama. Manusia dengan segala keunikannya. Bermacam hal ini dapat terbawa dalam kehidupan profesionalnya.
Penting nggak sih mengamati tipe pekerja yang jadi rekan kerjamu saat ini? Penting. Mengapa? Karena dengan mengamatinya, kamu bisa memperhitungkan sikap dan tindakan apa yang perlu dilakukan saat menghadapi mereka. Kamu pasti punya rekan-rekan di kantor yang kelakuannya menyebalkan, ada yang rajin sekali, ada yang tukang nge-gosip, ada yang pemalu dan bermacam karakter lainnya. Jelas bermacam karakter rekan-rekan di kantormu ini pastinya berbeda juga dengan karaktermu.
Setelah kamu mengamati dinamika rekan-rekanmu di kantor, pernah nggak kamu membuat klasifikasi mereka-mereka ini masuk golongan pekerja yang mana? Kelas pekerja keras (top performer), biasa-biasa saja (medioker) atau malah kelas penggembira doang (under performer)?
Tak bisa dielak bahwa karyawan kelas medioker jumlahnya sangatlah mendominasi di banyak perusahaan. Apa saja sih ciri-ciri karyawan kelas medioker? Simak yuuk, 5 tipe karyawan yang masuk kelas medioker!
1. Negaholic
Punya teman kerja model begini? Kerjaanya berpikir negatif melulu. Kebijakan manajemen dikomentari negatif. Teman diberi fasilitas laptop baru dari kantor, dikomentari negatif. Rekan kerja dapat promosi jabatan, dikomentari negatif. Semuanya selalu negatif dimata dia. Kalau nggak negative thinking kayaknya nggak enak. Kerja kok mengeluh terus, komplain terus, tak pernah merasa puas, semua-semua dirasa kurang. Bingung dengan pekerja model begini. Nggak capek ya hidup negatif melulu? Semoga kamu nggak ada di golongan pekerja model begini ya.
2. Baru Kerja Kalau Disuruh
Ada pekerja model begini? Banyak atuh. Mereka termasuk pekerja golongan yang menunggu di “ENTER” kayak komputer. Istilahnya, mereka lebih senang dikuasai di banding menguasai. Inisiatif, excellent mindset dan self-responsibility itu mahal harganya. Intinya, kalau kamu mau digaji mahal ya cara berpikirnya mesti mahal juga dong. Benar nggak, guys?
Baca juga: Profesionalisme Dalam Berjejaring Sosial
3. Gaji Minta Naik, Performa Sama Saja
Minta naik gaji? Eiits, tunggu dulu. Semuanya ada tolak ukurnya. Apa kontribusimu dalam pekerjaan selama kurun waktu tertentu, pastinya itu menjadi patokan perusahaan menaikkan gaji seseorang. Tidak main asal, yak kan? Ini perusahaan, bukan panti sosial. Kita dibayar disesuaikan dengan skill dan kontribusi pada perusahaan, bukan disesuaikan dengan keinginanmu. Kalau kata Pak Ahok, emang ini perusahaan nenek moyang lo!
4. Provokatif
Jika tipe pekerja ini ada di kantormu, hati-hati bergaul dengan mereka. Ibaratnya kompor mledug, mereka ini punya ketakutan dan tidak percaya diri. Sudah begitu, mereka suka ajak-ajak orang untuk meng-amin-kan ketakutan mereka yang dihubung-hubungkan dengan pekerjaan. Ada sedikit issue yang tidak mengenakkan di kantor, tipe pekerja model ini pasti akan dengan mudah “menggoreng” issue tersebut. Dibesar-besarkan, padahal mungkin itu hanyalah perkara sepele. Jika kamu mengajak orang untuk jadi negatif, itu artinya kamu memang tidak percaya diri dengan kualitasmu. Sebaiknya hindari rekan kerja tipe ini, guys!
5. Tidak Mau Upgrade Kemampuan
Kita bekerja dinilai dari skill maupun kemampuan, pun kita dihargai (baca: digaji) dari hal itu. Benar nggak? Pertanyaan selanjutnya timbul, mau nggak gaji kita berubah? Ya kitanya juga mesti mau berubah. Upgrade dong kemampuan kita. Masa kapasitas kita segitu saja, tapi saldo rekeningnya minta ditambah? Nggak fair itu namanya. Cuma punya gelas di tangan, masa minta air segalon? Paham kan maksudnya?
Perusahaan ketika mempekerjakan karyawan tentu berharap akan kontribusinya. Dengan adanya sinergi yang tepat antara pekerja dengan perusahaan, tentunya akan mendapatkan hasil yang maksimal demi kemajuan perusahaan. Belajar menempatkan diri atau adaptasi di tempat pekerjaan dengan tepat adalah merupakan hal yang penting. Perbedaan karakter, pandangan maupun gaya bekerja bukanlah alasan untuk menjadikan kita tidak dapat bekerja secara maksimal.
Bagaimana saling mengerti kebutuhan satu dengan yang lainnya, mengerjakan tugas dan bagiannya masing-masing serta menciptakan lingkungan yang kondusif bagi semua orang dalam sebuah perusahaan akan menjadikan pekerjaanmu menjadi lebih menyenangkan. Tentu saja.
#eqtalks #karyawanmedioker #pekerjamedioker #tipepekerja
Sumber: Josua Iwan Wahyudi
Nice article. Aku kok kayaknya masuk ke katogori 3. Minta gaji naik, performa sama saja wkwkwkkw
LikeLiked by 1 person
Hahahaha… Tungguin naik gajinya tiap tahun saja, mbak 🙂
LikeLike
Wkwk iya
LikeLike
Artikelnya menarik. Kira-kira saya masuk dalam kategori karyawan medioker nggak ya 🙂
LikeLiked by 1 person