Jet Kulet, Snack Jawa Asal Magelang

“Food brings people together”

Kamu pernah dengar kata Jet Cooled? Iya benar, Jet Cooled adalah salah satu teknologi pendingin mesin yang diadopsi oleh salah satu produsen motor dari Jepang era 80’an. Cara kerja sistem pendingin mesin ini bekerja dengan cara menyemburkan oli pada bagian bawah piston di dalam blok mesin, sehingga kerja piston lebih cepat dingin. Hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja dan ketahanan mesin motor saat digeber.

Jet Coolet ternyata tak hanya dimonopoli oleh produsen motor saja, tetapi ternyata ada juga di Magelang lho! Tetapi ini bukanlah sebuah teknologi atau sistem komputasi terkini ya, jet coolet dari Magelang ini adalah sejenis makanan ringan. Jet coolet (lidah Jawa menyebutkannya Jet Kulet) adalah camilan yang renyah serta lezat.

Jet kulet
Jet kulet, snack Jawa yang renyah

Adalah Wanurejo, sebuah desa wisata di wilayah Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Letaknya yang tak jauh dari Candi Borobudur menjadikan desa ini didaulat menjadi salah satu dari sekian banyak desa wisata yang tumbuh di seputaran candi. Desa Wanurejo selain menyimpan dan masih melestarikan tradisi masyarakat, kesenian dan juga hasil kerajinannya, ia juga menghasilkan produk kuliner. Hasil olahan industri rumah yang kebanyakan dikerjakan oleh ibu-ibu ini menghasilkan snack Jawa yang rasanya khas.

Bahan dasar camilan jet kulet adalah singkong. Tanaman yang dengan mudah dapat kamu temui jika kamu berkunjung ke desa Wanurejo. Banyak rumah-rumah penduduk yang menyediakan lahan di bagian belakang rumah mereka untuk dijadikan kebun singkong. Aku menemui ibu Lastri, salah seorang pelaku industri rumahan penghasil camilan jet kulet di desa wisata Wanurejo.

“Proses pembuatan jet kulet tidak rumit kok, mas. Sangat mudah,” ibu Lastri memulai perbincangan denganku. Ia mengajakku ke dapurnya yang sekaligus menjadi tempat produksi.

Perebusan singkong
Proses perebusan singkong (Dok. pribadi)

“Pertama singkong dikupas, kemudian dibersihkan dengan air bersih. Singkong yang telah bersih kemudian ditiriskan sebentar, sebelum masuk proses selanjutnya yaitu perebusan (kukus),” lanjutnya.

Seorang ibu memasukkan potongan-potongan singkong yang telah bersih ke dalam dandang dan kemudian meletakkannya di atas tungku dari batu bata. Batang-batang kayu menyala dengan api pijarnya di tungku, siap melakukan tugas perebusannya.

Setelah selesai direbus, singkong kemudian dihancurkan, ditumbuk atau digiling hingga halus. Singkong yang telah halus tersebut dibentuk dengan menggunakan tangan menjadi bongkahan-bongkahan sebesar batu bata. Mereka menyebutnya gethuk. Gethuk itu kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan pada suhu ruangan. Setelah kering, gethuk-gethuk itu kemudian disimpan di dalam kulkas hingga beberapa hari.

Singkong digiling
Proses giling singkong (Dok. pribadi)

“Semakin keras gethuk itu akan semakin enak rasanya”, imbuh ibu Lastri.

“Panjang juga proses pembuatannya ya, bu?” tanyaku. Ia tersenyum.

Ibu Lastri kemudian mengeluarkan gethuk-gethuk yang telah mengeras dari dalam kulkasnya. Gethuk itu didiamkan sebentar sebelum diiris tipis-tipis dan diletakkan di atas nampan. Irisan gethuk yang tipis-tipis itu kemudian ditaburi bumbu berupa garam dan bawang putih ke atasnya.

Proses selanjutnya adalah penggorengan hingga kering. Jet kulet yang telah digoreng kering itu kemudian dimasukkan ke dalam plastik berbagai macam ukuran. Camilan renyah tersebut siap dipasarkan. Beberapa karung plastik berisi snack Jawa ini terlihat tersusun rapi pada sebuah rak kayu di ujung dapur.

Selain pemasaran camilan jet kulet ke pasar-pasar di sekitar Magelang, pembeli juga bisa memesan langsung ke ibu Lastri.  Berapa kilogram camilan ini akan dipesan dengan senang hati ibu Lastri akan memenuhinya.

5900452
Bongkahan gethuk yang selanjutnya disimpan di kulkas sebelum diiris tipis-tipis (Dok. pribadi)

“Pangsa pasar jet kulet biasanya di pasar Borobudur, Salaman, Magelang, Muntilan hingga Yogyakarta. Bahkan ada pembeli yang pesan ke saya dari Jakarta, mas.” Jelas ibu Lastri kepadaku.

Dari penjelasan ibu Lastri tak ada kisah sejarah yang menjadi latar belakang camilan jet kulet, hanya saja sejak masa kecilnya di kampung, camilan ini sudah menjadi makanan yang selalu terhidang di meja ruang tamu kala hari raya. Kadang jet kulet menjadi makanan hantaran kepada para tetangga sebagai bentuk selamatan ataupun rasa persaudaraan antar warga.

“Bu, kenapa namanya kok jet kulet sih,” tanyaku sambil menyomot camilan ini.

“Jet kulet itu artinya Dipejet Ngulet (jika ditekan melengkung). Kan irisan tipis gethuk akan ngulet (melengkung) waktu masuk ke dalam minyak panas,” pungkas ibu Lastri sambil tertawa.

Jet kulet siap edar
Deretan jet kulet tertata di rak sebelum dipasarkan (Dok. pribadi)

Jet coolet walaupun bukan termasuk makanan kekinian, namun mempunyai pasar dan penggemarnya tersendiri. Produk snack Jawa ini telah menjadi salah satu penghasil Rupiah bagi ibu-ibu di desa Wanurejo. Satu lagi produk kearifan lokal yang semestinya dapat menjadi pengisi toples makanan ringan di meja makan kita.

 

9 Replies to “Jet Kulet, Snack Jawa Asal Magelang”

  1. aq sama suami pecinta kerupuk, terakhir kali kita ke bali kita borong kerupuk di pasar sukowati, hahaha
    ini juga kerupuknya bikin pengen beli deh mas, walaupun bumbunya hanya garam dan bawaang putih saja tapi pasti enak deh, kerupuk dari daerah tuh selalu enakkk btw ini nggak ada info bisa beli dimana gitu mas kalau online

    Liked by 1 person

    1. Ibu Lastri, narasumber saya nggak menjelaskan bisa beli lewat daring mbak.

      Karena pas waktu saya datang itu memang sedang ada pelatihan di desa wisata – kita barengan dengan dinas pariwisata juga menyarankan untuk ibu Lastri dan kelompok kerjanya juga melakukan penjualan lewat media sosial dan daring.

      Saya pernah mencoba pencarian lewat media daring ternyata tidak menemukan camilan ini 🙂

      Like

  2. Sebagai pecinta cemilan, jet kulet ini wajib aku cobain hehe. Tapi mau dateng ke magelang nya langsung aja ah 😉 doakan mas bisa ke Magelang lg dan bisa icip jetkulet langsung ke Ibu Lastri 😉

    Liked by 1 person

Leave a comment