Antara Aku Dan PantaiMu

“Pantai itu menyenangkan, sedangkan gunung itu menenangkan” – Anonim

Bahwasanya untuk menikmati suatu keindahan itu dibutuhkan pengorbanan yang tak mudah. Suasana tenang sembari menikmati hempasan ombak yang susul menyusul membasuh pasir pantai. Sementara di ufuk Timur matahari terbit nan megah bakalan memuntahkan sinarnya dan menyapa wajahmu dengan lembut.

Demikian kata mas Alex, pemilik hostel tempatku menginap. Lelaki muda berkulit gelap, saking tiap hari menyelam di laut, meyakinkanku malam tadi sebelum aku beranjak menuju kamar dan tidur.

Aku memutuskan bersepakat dengan jiwa untuk menikmati magis esok pagi.

“Mas, sudah subuh. Katanya mau lihat matahari terbit. Nanti keduluan Balo lho,” begitu kata mas Alex mengetuk, lebih tepatnya menggedor, pintu kamarku.

Balo adalah nama ayam jantan kesayangan mas Alex. Nama panjangnya Balotelli. Jiangkrik!!

“Iya, iya mas Alex. Ini sudah bangun kok,” jawabku dengan mata setengah watt. Penanda belum sepenuhnya nyawaku yang terkumpul.

Bergegas aku mencuci muka dengan air yang dinginnya sanggup membekukan tulang. Aku seketika teringat, dalam waktu yang tak lama lagi, mulai pukul 06.00 pagi pasokan listrik di tempat ini akan dimatikan hingga petang menjelang.

Karimunjawa; Pantai; Santai
Perahu membuang sauh (Dok. Pribadi)

Sebaiknya sekalian saja menampung air pikirku. Takutnya kehabisan jika nanti hendak mandi. Kran air aku buka dan membiarkannya mengucurkan air ke ember besar sebagai penampungan.

Kali ini aku terdampar di tempat yang jauh dari riuh dan bisingnya kota. Tempat yang sungguh tenang. Di kamar berukuran 3 x 3 meter, di hostel kelas backpacker, di Kepulauan Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah.

Baca juga: Keunikan Kerbau Rawa Di Kalimantan Selatan

Terkadang kita memang perlu melepaskan sejenak beban di pundak. Memberi hadiah kepada diri untuk sebuah pencapaian setelah sekian lama lelah dalam langkah hidup. Sejenak bebas dan lepas.

Pagi itu langit sangat cerah, membentangkan layar berwarna cerah dengan awan tipisnya di sana sini.

Pemandangan pantai berpasir putih dengan garis pantainya yang membentang entah berapa kilometer panjangnya. Membentuk semacam alur yang melenggak-lenggok mengikuti bentuk pulau.

Karimunjawa; Pantai; Santai
Garis pantai yang melenggak-lenggok (Dok. Pribadi)

Matahari terlihat menyembulkan sedikit garis lingkaran di ujung Timur. Bersemburat warna oranye keemasan yang membuat langit terlihat sangat megah. Bagaikan orchestra langit yang menyapa ramah kepada bumi dibawah.

Di kursi lipat kayu panjang, beralas pasir putih, aku duduk menyelonjorkan kaki. Melipat kedua lengan di depan dada. Mencoba mengusir angin laut yang semilir berhembus di pagi itu.

Bertafakur dan menikmati sapaan alam kepunyaanMU, pula menikmati hidup dengan gayaku.

Aiisssh… Matek!

Karimunjawa; Pantai; Santai
Menghadiahi diri sembari menikmati pantai dengan segala kemegahannya (Dok. Pribadi)

“Mas Yo, kelihatannya suka menyendiri ya? Kok kayaknya menikmati banget?” tanya mas Alex penuh selidik. Aku menoleh kepadanya sambil menikmati jagung rebus yang tersisa setengah sisinya.

“Kadangkala kita perlu menikmati kesendirian, mas Alex,” jawabku dengan malas.

Baca juga: Sepotong Senja Di Harbour Bay

“Tenang, mas. Walaupun mas sendirian di pulau sini, aman. Nggak ada drakula,” sahut mas Alex meringis tertawa.

Seketika aku teringat Edward Cullen. Aseem kan!

Karimunjawa, Juli 2012

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: