Pontianak, sebuah kota di propinsi Kalimantan Barat yang terkenal dengan sebutan kota Khatulistiwa, menyimpan petualangan kuliner yang menyenangkan. Makanan di kota ini tak sedikit yang telah berakulturasi budaya sehingga berbaur dengan makanan yang lain. Walaupun begitu dominasi rasa pedas, asam, asin dan gurih tetap jadi benang merah citarasa masakan di Pontianak. Beberapa waktu lalu, aku sempat berkunjung ke Pontianak untuk alasan pekerjaan dan liputan sebuah majalah.
Salah satu kedai makan yang aku rekomendasikan adalah “Pondok Area”. Berbagai olahan sambal dan masakan khas nusantara dapat kamu jumpai di warung ini. Laok Kampong (lauk kampung) diusung menjadi tema warung dengan konsep masakan rumahan. Menu yang disajikan cukup beragam dan dimasak begitu kita memesannya. Fresh from the oven gitu deh.
“Warung ini sudah hampir 3 tahun berdiri. Kami menyajikan beberapa masakan khas Pontianak dan juga menu nusantara lainnya,” kata ibu Sirin, pengelola kedai makan saat berbincang denganku.

Ia merekomendasikan beberapa olahan sambal dan olahan sayuran untuk aku coba. Secara aku bukan penggemar sambal (yaa hanya colak-colek sedikit saja sih… hehehe), 2 orang temanku yang tinggal di Pontianak sengaja aku “culik” secara paksa untuk menjadi tester dan mendapatkan gambaran rasa sambal yang disajikan – pokoknya demi mendapatkan konten tulisan, gaes! Maafkan daku, temans.
Baca juga: Kupat Tahu “POJOK” Magelang
Sambal memang menjadi hidangan yang tak dapat dilepaskan dalam kuliner nusantara. Sajian berbahan dasar cabai ini seakan mengakar kuat di negeri ini. Bahkan pada masa kolonial Belanda disebutkan jika seorang babu (sekarang disebut Asisten Rumah Tangga) akan dihargai lebih mahal apabila ia piawai dalam membuat sambal. Hmmm… Ternyata sambal telah menaikkan standarnya hingga sedemikian pentingnya ya.
Berikut sedikit catatan untuk panduan icip-icip, jika suatu saat kalian berkesempatan melancong ke kota Pontianak.
Sambal Ikan Salai
Silakan kamu coba sambal yang satu ini. Rasanya jangan ditanya, enak. Ikan Salai yang menjadi bahan utama sambal ini adalah ikan sungai yang dikeringkan setelah sebelumnya direndam menggunakan air panas. Hal ini dimaksudkan supaya ikan tidak alot. Proses pembuatannya dilakukan dengan cara menumis bawang merah dan bawang putih disertai cabe rawit bersama ikan Salai. Rasa asamnya sendiri didapatkan dari asam ganjit. Cocok disajikan dengan nasi yang masih mengepul panas, tentunya akan menjadi sensasi kuliner yang menggugah selera.
Satu porsi Sambal Ikan Salai dihargai Rp25.000

Sambal Cencalok
Olahan sambal ini sebenarnya sederhana, tapi soal rasa jangan ditanya. Rasa gurih, pedas, asam dan asin tercampur dalam sambal Cencalok. Diolah dengan cara menumis bawang merah, bawang putih, cabe rawit dan udang rebon (udang yang dihaluskan) serta sedikit garam menjadikan sambal Cencalok menjadi kaya rasa. Aku menyarankan sambal ini untuk kalian coba, dengan sayur ataupun lauk pauk tentunya akan semakin menggugah selera.
Satu porsi sambal Cencalok ini total kerusakan yang harus dibayarkan Rp5.000, tentu kalian tidaklah perlu untuk merogoh kocek terlalu dalam.

Sambal Tempoyak
Selain di Pontianak, sambal tempoyak juga dapat ditemui di Palembang. Berbahan dasar fermentasi durian menjadikan sambal Tempoyak ini patut untuk kalian cicipi. Diolah dengan cara ditumis hingga berwarna kecoklatan dengan bumbu sederhana seperti bawang merah dan bawang putih, cabe rawit beserta gula dan garam tentunya menjadikan sambal ini berasa sedap. Legit dengan rasa asin dan manis yang seimbang. Menikmatinya dengan nasi putih panas adalah cara yang tepat menikmati Tempoyak. Lidah akan mengecap nikmat sambal ini hingga suapan terakhir, bahkan jari-jari tangan yang berlumur sambal nikmat nian jika dijilat satu per satu. Benar-benar menggugah selera.

Sambal Teri Tumbuk
Lagi, sebuah olahan sambal yang harus dicoba jika berkunjung ke Pontianak. Sesuai namanya, sambal ini memang mengambil bahan dasar teri. Sebelum diolah menjadi sambal, ikan teri direndam terlebih dahulu dengan air panas dan kemudian diulek bersama cabe rawit, gula dan garam. Tak lupa perasan air jeruk limau. Potongan jeruk limau yang ditaruh di atas sambal akan menjadikan penampilan sambal Teri Tumbuk ini lebih menarik.
Satu porsi piring kecil sambal ini harganya Rp5.000. Cukup murah bukan?

Tumis Pakis
Olahan tumis daun pakis ini dimasak dengan bumbu sederhana. Warna hijau segar ditambah dengan irisan cabe merah besar, menjadikan penampilan sayur ini menggugah selera saat disajikan. Rasa pedas dan manis dipadu dengan wangi terasi menjadi semakin nikmat saat disantap dengan nasi putih panas.
Jangan lupa tambahkan dengan salah satu sambal pilihan kalian. Mertua lewat depan kita mah nggak peduli… Hahaha.

Kekayaan kuliner nusantara memang beragam dan mempunyai cita rasa yang sangat kaya. Upaya untuk melestarikan kuliner lokal tampaknya tengah digencar-gencarkan. Alangkah baiknya memang jika kekayaan kuliner nusantara tetap dapat dipertahankan, supaya generasi ke depan masih bisa menikmati kekayaan dari nenek moyangnya dalam hal makanan.
Baca juga: Makan Sehat di Pecel Menangan
Selamat menikmati kekayaan kuliner nusantara. Tetap jalan-jalan dan makan-makan. Jangan lupa buang sampah pada tempatnya ya.

Pondok Area
Jl. Uray Bawadi 15A
(Samping kedai kopi “Pondok Area”)
Pontianak.
Ngeliatnya bikin laperr. Aku doyan pedes tapi klo mkaan ditempat umum suka malu karna klo kepedesan bikin nangis,haha
LikeLiked by 1 person
Serius kalau kepedasan bisa sampai nangis, mbak? Hahahaha… Ekstrem
LikeLike
Iya serius. Air matanya jatuh sndri makanya klo di tempat umumaku harus tau diri tahan selera haha
LikeLiked by 1 person
Siap-siap tissue yang banyak, mbak 😀
LikeLiked by 1 person
aku mau diajak jalan jalan sembari nyicipin sambel galupa di foto dan tetap buang sampah pada tempatnya. hahaha
LikeLiked by 1 person
Shiyappppp buu bosss!!! Hahahahaha.. ga lupa juga makan yg lahap yahhh
LikeLiked by 1 person
Ayuuk dong aah, kapan kamu mendarat dari bumi kanguru? Buruan!!
LikeLike
wooooow. sambel. padahal gak syukak makan sambel. pi gara2 liat “Pontianak”, jadi ingat kawan lawas. dia, Dayak ori Pontianak. sejak sebelum ada wabah zombie korona, sampai keburu rumit gini, 😀 masih jua beloman mencoba main ke sana. huhuhuhuuu 😀 huwhuwhuw masih masa-masa dikonci, peredarannya 😀
oia, lam kenal 😀
LikeLiked by 1 person
Cantik-cantik yak orang Dayak Pontianak. Terakhir ketemu orang Dayak waktu traveling ke Banjarmasin; menyenangkan bertemu mereka.
Iya, mbak. Masih terkunci semua daerah gegara wabah.
Salam kenal balik, mbak
LikeLiked by 1 person
tapi si kawan itu, gak cantik dia. apa karena dia laki-laki? HA HA HA 😀 traveler uiiiiii cihuy 😀 ak siy traveling sejak dalam pikiran, halaaaakh 😀
LikeLiked by 1 person
Bahaya kalau lelaki cantik, mbak 😀 😀
LikeLike